Kamis, 31 Oktober 2013

Materi PKN ( kelas X )

BAB 1

HAKIKAT BANGSA DAN NEGARA

A. Manusia sebagai Makhluk Sosial dan Makhluk Individu
 
Pengertian manusia : manusia berasal dari "manu" (dari bahasa sansekerta), "sens" (dari bahasa latin)
Manusia sebagai makhluk individu artinya manusia merupakan ciptaan Tuhan
Manusia sebagai makhluk sosial artinya manusia memerlukan orang lain untuk bartahan hidup.

B. Pengertian dan Unsur-Unsur Terbentuknyana Bangsa
 
1. Pengertian bangsa : 1. Kumpulan orang-orang yang menempati wilayah tertentu
2. Kumpulan manusia yang terikat satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama.
Bangsa adalah kumpulan manusia di wilayah tertentu. atau kumpulan manusia yang saling terikat satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama.


Pengertian-pengertian bangsa menurut para ahli :
 
a. Ernest Renant (Perancis), menyatakan bahwa bangsa terbentuk karena adanya keinginan untuk hidup bersama (hasrat untuk bersatu) dengan kesetiakawanan yang agung
b. Otto Bauer (Jerman), menyatakn bahwa bangsa adalah kelompok manusia uang mempunyai kesamaan karakter. Karakter tumbuh karena adanya kesamaan nasib
c. F. Ratzel (Jerman), menyatakan bahwa bangsa terbentuk karena adanya hasrat bersatu.
d. Hans Kohn (Jerman), menyatakan bahwa bangsa adalah buah hasil tenaga hidup manusia dalam sejarah

2. Unsur-unsur terbentuknya Bangsa
 

  • Memiliki cita-cita bersama
  • Memilik sejarah hidup bersama
  • Memiliki adat budaya dan kebiasaan sama
  • Menempati suatu wilayah tertentu
  • Terorganisasi dalam suatu pemerintahan yang berdaulat

C. Pengertian Negara dan Unsur-Unsur Negara
 

1 Pengertian Negara
 
Negara adalah wilayah tempat tinggalnya suatu bangsa atau wilayah di mana suatu bangsa tinggal dan para pemerintah memiliki keuasaan tertinggi


Pengertian-pengertian kata negara berdasarkan para ahli :
 
a. George Jellinek menyatakan negara sebagai organisasi kekuasaan dan sekelompok manusia yang mendiami wilayah tertentu
b. Mr. J.H.A Logeman menyatakan negara sebagai organisasi kemsyarakatan yang dengan kekuasaanya bertujuan mengatur dan mengurus masyarakat tertentu
c. G.W.F Hegel menyatakan negara sebagai organisasi kesusilaan yang muncul sebagai sintesis dari kemerdekaan individual dan kemrdekaan universal
d. Mac Iver menytakan negara sebagai organisasi politik
e. Mr. Kranenburg menyatakan bahwa negara adalah suatu organisasi kekuasaan yang diciptakan oleh suatu kelompok manusia yang disebut bangsa

2 Proses terbentuknya suatu negara
 
Proses terbentuknya suatu negara dapat dibagi menjadi 3 yaitu dengan cara pendekatan primer dan sekunder, pendekatan teoritis dan pendekatan faktual.
 

a. Pendekatan primer dan sekunder
 
Menurut pendekatan ini, pada awalnya suatu negara merupakan kelompok atau suku (genooschaft) yang dibentuk oleh manusia. Kelompok tersebbut kemudian mengangakat pemimpin yang disebut raja. Fase ini disebut kerajaan (rijk). Kemudian setelah raja diangkat raja menjadi sewenang-wenang (pada tahap fase negara nasional). Setelah itu terjadi rakyat menjadi memiliki kesadara kebangsaan semakin tinggi, sehingga akhirnya mereka menurunkan raja dan membentuk suatu pemerintahan barru yangg dapat menyalurkan aspirasi mereka (Fase Negara Demokrasi).
Kata kunci : genooschaft - rijk - negara nasional - negara demokrasi

b. Pendekatan teoritis.
 
Pendekatan teoritis adalah pendekatan berdasarkan pendapat para ahli yang masuk akal
Menurut pendekatan teoritis, negara terbentuk berdasarkan teori :
1. Teori Ketuhanan
Menurut teori ini negara ada karena kehendak Tuhan.
 
2. Teori Perjanjian Masyarakat
Masing-masing individu mengadakan perjanjian untuk membentuk suatu negara
3. Teori Kekuasaan
Negara terbentuk atas dasar kekuasaan. Kekuasaan adalah ciptaan mereka yangg paling kuat dan berkuasa.
4. Teori Kedaulatan
Kedaulatan Negara : Kekuasaan tertinggi berada pada suatu negara. bukan pada sekelompok orang yang menguasai negara.
Kedaulatan Hukum : Hukum lebih tinggi daripada negara berdaulat !!
5. Teori Hukum Alam
Hukum alam bukan merupakan buatan negara tapi merupakan kekuasaan alam yang berlaku di setiap tempat dan waktu.

3. Pendekatan Faktual
 
Adalah pendekatan yang didasarkan pada kenyataan-kenyataan yang benar-benar terjadi yang diungkapkan dalam sejarah.

3. Unsur-unsur negara
 
Negara memilik unsur deklaratif dan konstitutif.
Unsur konstitutif antara lain :
1. Rakyat (adalah mereka yang berdiam di suatu negara)
2. Wilayah
3. Pemerintah berdaulat

Unsur deklaratif antara lain :
 
1. Pengakuan dari negara lain

D. Fungsi dan Tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia
 

1 Pengertian Negera Kesatuan Republik Indonesia.
 
Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah negara yang dibentuk berdasarkan semangat kebangsaan (nasionlisme) oleh bangsa Indonesia yang bertujuan melindungi segenap bangsa dan seluruh tampah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut serta melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.


2. Fungsi Negara
 
Secara umum terlepas dari ideologi yang dianutnya, setiap negara menyelenggarakan beberapa fungsi minimum yang mutlak harus ada. Fungsi tersebut adalah sebagai berikut :
1. Melaksanakan penertiban (Law and order) : untuk mencapai tujuan bersama dan mencegah bentrokan–bentrokan dalam masyarakat, maka negara harus melaksanakan penertiban. Dalam fungsi ini negara dapat dikatakan sebagai stabilisator.
2. Mengusahakan kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya.
3. Pertahanan : fungsi ini sangat diperlukan untuk menjamin tegaknya kedaulatan negara dan mengantisipasi kemungkinan adanya serangan yang dapat mengancam kelangsungan hidup bangsa (negara). Untuk itu negara dilengkapi dengan alat pertahanan.
4. Menegakkan keadilan : fungsi ini dilaksanakan melalui lembaga peradilan.

3. Teori-teori fungsi negara :
 
1. Individualisme/ Liberalisme : menjaga keamanan dan ketertiban agar hak dan kebebasan individu terjamin.
2. Negara hukum murni : menjaga dan menciptakan keamanan dan ketertiban.
3. Welfare state : tidak hanya menciptakan ketertiban saja tetapi secara aktif mewujudkan kesejahteraan rakyatnya.
4. Komunisme : mebagai alat penindas/pemaksa dari kelas ekonomi yang kuat terhadap kelas lainnya yang lebih lemah.
5. Anarkhisme : mewujudkan masyarakat yang bebas tanpa organisasi paksaan. Kaum anarkhis tidak memerlukan negara dan pemerintah, sehingga fungsi negara dan pemerintah dilaksanakan oleh kelompok yang dibentuk secara sukarela tanpa alat paksaan, polisi, hukum serta pengadilan.

Beberapa pendapat para ahli tentang tujuan negara :
 

1. Plato : tujuan negara adalah memajukan kesusilaan manusia.
2. Roger H Soltau : tujuan negara adalah mengusahakan agar rakyat berkembang serta mengembangkan daya cipta sebebas mungkin.
3. John Locke : tujuan negara adalah menjamin suasana hukum individu secara alamiah atau menjamin hak–hak dasar setiap individu.
4. Harold J Laski : tujuan negara adalah menciptakan keadaan agar rakyat dapat memenuhi keinginannya secara maximal.
5. Montesquieu : tujuan negara adalah melindungi diri manusia sehingga dapat tercipta kehidupan yang aman, tentram dan bahagia.
6. Aristoteles : tujuan negara adalah menjamin kebaikan hidup warga negaranya.

Rabu, 30 Oktober 2013

Daur Hidup Plasmodium



Macam-macam Plasmodium  :
1. Plasmodium falciparum menyebabkan penyakit Malaria trapika
    masa sporulasi  tidak teratur
2. Plasmodium vivax menyebabkan penyakit Malaria tertiana
   masa sporulasi 2 x 24 jam
3.Plasmodium malariae menyebabkan penyakit Malaria quartana

   masa sporulasi 3 x 24 jam

Minggu, 13 Oktober 2013

Rabu, 09 Oktober 2013

Gerak Semu Tahunan Matahari

bumi membutuhkan waktu selama 1 tahun untuk bergerak mengelilingi matahari (revolusi). bumi, selain bergerak mengelilingi matahari, juga bergerak berputar terhadap sumbunya (rotasi). tetapi sumbu rotasi bumi ini tidak sejajar terhadap sumbu revolusi, melainkan sedikit miring sebesar 23,5 derajat. akibat dari miringnya sumbu rotasi bumi itu, matahari tidak selalu terlihat di atas khatulistiwa mumi, matahari akan terlihat berada di bagian utara dan selatan bumi. selama setengah tahun, matahari lebih banyak menerangi bumi bagian utara, dan setengah tahun berikutnya matahari lebih banyak menerangi bumi bagian selatan.
dalam gerak semunya, matahari akan tampak bergerak dari khatulistiwa (equator) antara 23,5 derajat lintang utara dan lintang selatan. pada tanggal 21 maret – 21 juni, matahari bergeser dari khatulistiwa menuju ke utara dan akan berbalik arah setelah mencapai 23,5 derajat lintang utara dan kembali bergerak menuju khatulistiwa. setelah itu, matahari akan tampak bergerak ke selatan dan berbalik arah setelah mencapai 23,5 derajat lintang selatan.
sekitar tanggal 21 maret saat matahari melintasi ekuator langit, momen ini juga disebut “hari pertama musim semi”. saat matahari mencapai deklinasi ini pada titik balik matahari musim panas sekitar bulan juni 21. hari ini juga disebut “pertengahan musim panas” atau “hari pertama musim panas”. matahari mencapai deklinasi dari -23,5 derajat pada titik balik matahari musim dingin, sekitar 21 desember.

Senin, 07 Oktober 2013

Tragedi LDR

Senja ini adalah saat-saat yang sibuk bagi siswa SMK seperti gue, besok pagi gue udah mulai Prakerin. Do you know Prakerin? Prakerin itu semacam PKL (Praktek Kerja Lapangan) kalau lo anak smk pasti lo tau lah apa itu PKL. Nah, ceritanya sore ini gue jadi orang sibuk nih.. packing barang-barang yang mau dibawa keluar kota, gue mah orangnya santai guys buktinya besok mau PKL sore ini gue baru packing, santai banget kan gue. Baru kali ini gue semangat banget ngelakuin sesuatu, ya banggalah PKL disalah satu kantor perpajakan, departemen keuangan coy! Ya minimal gue tau sedikit tentang pajak, maklumlah gue jurusan akuntansi ya meskipun benci itung-itungan tapi seengganya gue suka sama manfaatnya. Sip udah beres semuanya tinggal mandi terus makan deh, batinku. Hidup gue hampa banget, ngejomblonya awet ginih.. hiiiih ngeri deh, mau nyari cowo tapi males, udah sering gue patah hati gara-gara cowo mending cari cewe aja hehe. Eh maksud gue nyari cewe buat dijadiin temen loh ! sorry gue masih normal guys jadi posthink aja keep calm okay, woles bahasa gaholnya bhaha. Nggak terasa udah larut malam, bulan mulai bergegas kembali kedalam pelukan terang yang tersisa hanya kelam tanpa bintang, malampun mulai membelaiku serta menyelimutiku dengan dinginnya yang menusuk kalbu. Gue mulai menarik selimut, menyembunyikan wajah anggunku dibalik bantal yang kusam dan mulai merajut mimpi demi mimpi yang manis dan menyejukan jiwa.
****
Pagi ini gue mulai berangkat PKL, hari pertama masih kaku coz gue baru kenal sama orang-orang kantor, namun hari demi hari minggu demi minggu gue udah mulai terbiasa. Awalnya gue menganggap lebih dari cukup mempunyai sahabat sebaik Norma dan Risky, mereka menjadi teman baik gue disana. Satu kosan satu kamar dan satu instansi tempat kita Prakerin. Namun, semakin lama hati gue mulai terasa hampa, seakan-akan kosong tak berpenghuni. Gue pun iseng-iseng sering online Facebook, mata gue tertuju pada kotak chat yang mulai terisi. Yups, ada cowo yang menyapa gue, gue mulai bersemangat seakan-akan ada perasaan yang selama ini gue simpan, yeah menyimpan sebuah kehampaan dan cowo yang bernama Andri itu telah membius hati gue. Nggak nyangka secepet itu dia bisa merubah perasaan hampa itu menjadi seuntai bahagia yang semakin lama semakin membara. Gue mulai nyaman dengan cara dia menyapa, dengan caranya becanda.. ah dia membuat gue menggila. Hampir setiap hari kita saling menyapa dalam kotak yang dulu sering gue sebut obrolan, sedikit demi sedikit gue mulai menyimpan rasa dan akhirnya pada suatu hari kita bertukar nomor handphone. Setiap pagi dia menyapa, mengingatkan makan dan berbagai bentuk perhatian yang membuat gue merasa menjelma menjadi seorang princess. Beberapa minggu kemudian akhirnya dia nembak gue, rasanya ngfly gimana gituh ditembak sama cowo yang gue sayang. Gue sampai catet tuh taggal jadian kita didinding kamar gue “4 FEBRUARI 2013”.
Hari pertama gue jadian sama badboy itu menyenangkan, gue sayang banget sama dia dan rasanya gue nggak rela dia deket sama cewe selain gue “siapapun itu!”. Suatu ketika gue mulai penasaran sama akun facebook dia dan gue udah membicarakannya secara baik-baik sama dia tapi alhasil gue dimarahi abis-abisan sama dia. Gue nggak trima, bagaimanapun gue itu pacarnya dan gue berhak tau akun facebooknya sampai kemudian akhirnya tuh cowo ngalah ngasih tau email plus passwordnya ke gue ya meskipun dengan nada marah dan terpaksa, tapi i dont care about it yang penting gue menang. Semenjak kejadian itu gue sama dia sering berantem, dia mulai agak menjauh dari gue dan setiap kali gue tanya kenapa pasti alasannya sibuk sama temen. Yayayaya gue antara percaya dan nggak percaya sih, coz dia mulai jarang sms gue, jarang perhatiin gue dan jarang ada buat gue. Gue ngerasa sakit and ngerasa bersalah banget sama dia, andai aja gue tahu kejadiannya bakal kayak gini mungkin gue nggak akan minta tukeran password sama email dia. Kita juga susah banget buat ketemu, coz dia diTegal and gue diPekalongan, Long distance relationship itu menyakitkan banget guys.
Semenjak kita sering berantem, gue menjelma menjadi cewe pemurung yang cengeng yang lemah yang hoby nangis!! Gue benci sama perlakuan dia yang sekarang, gue udah berusaha memperbaiki hubungan gue sama dia tapi apa hasilnya? Dia selalu diam gapernah kasih gue kepastian, dia egois!! Sekarang dia jarang banget sms, alasannya main sama temenlah tidurlah ada tugaslah apalah dan gue sekarang nggak dianggep lagi sama dia. Coba aja lo bayangin, pagi-pagi biasanya sms “Selamat pagi cintaku :* jangan lupa sarapan yaa. Love you!”, tapi sekarang nggak pernah sama sekali, biasanya juga dari siang sampai malem sms gue terus, perhatian ini itu tapi sekarang ? sms kayak minum obat sehari 3x.
Suatu hari, gue mulai bicarakan hal ini dengan baik-baik kedia. Gue ceritain semua unek-unek gue, gue jelasin secara detail and terperinci perubahan sikap dia dan beruntunglah hubungan kita mulai membaik tapi iya dia masih tetep jarang sms gue. Hari-hari gue saat PKL mulai terganggu, gue sering nggak fokus, sering ngelamunin badboy tercinta itu.. aarrrggh!! Gue bisa frustasi kalau gini terus. Dalam lamunan gue,tak jarang terselip kenekatan-kenekatan yang mulai menggoda dan gue putuskan mengikuti bisikan-bisikan setan itu! Gue mulai berencana mau pulang, nemuin dia diTegal membicarakan ini dari hati kehati dan memperbaiki hubungan gue yang hampir kandas ini. Gue yakin hubungan gue bakal kembali, pasti akan lebih indah dari sebelumnya.
Sedari siang gue gelisah, gue galau banget dan akhirnya gue putusin pulang PKL langsung otw ke Tegal. Sore itu, gue pulang PKL jam setengah lima. Sampai kosan gue nggak sempet mandi apalagi makan, sambil gue ganti baju gue sms dia banyak banget dan hampir 50-an sms itu ada tapi nggak dibales sama sekali. Kedua sahabat gue yang baik banget itu menasihati gue ini itu tapi apadaya? Cinta udah ngebutain logika gue buat berfikir yang jernih. Gue pun masih bersikukuh berangkat keTegal, sore itu sudah hampir setengah 6 gue belum juga dapet Bus, jujur aja gue takut sendirian udah sore and sampai Tegal pasti malem. Terbesit pikiran-pikiran yang bikin gue parno, aduh gimana yah kalau dia nggak dateng terus nanti gue pulang sama siapa? Gue sendirian, siapa yang ngejaga gue? Terus nanti gue pulang kerumah gimana? Gamungkin kan gue jalan kaki? Terus juga gue nggak berani pulang kerumah, pasti ujungnya nanti gue dimarahin sama ortu? Gimana ini?. 
Gue tersadarkan dari lamunan-lamunan serem itu setelah bus patas itu melintas, gue segera naik dan duduk sambil menunggu abang-abang kondektur menarik uang transportnya. Gue mulai parno lagi, fikiran gue pun kemana-mana entah tak terkendali dan sejenak gue pandangi foto doi dihandphone mini gue, gue bener-bener pengen nangis, gue pengen teriak tapi disisi lain gue bingung mau pulang kemana, gue nggak mungkin pulang kerumah gue takut dimarahin ortu, itu so pasti. Getar handphone gue membuyarkan lamunan-lamunan itu, gue lihat sebaris aksara dari doi yang amat gue sayang, “Sayangkuh, maaf ini aku baru pulang. Tadi banyak tugas, terus juga tadi jalan bareng temen dulu,” gue tarik nafas sepanjang mungkin biar peparu gue sedikit lega, lalu gue ketikan susunan alfabet itu sebagai balasan sms dari doi “Maaf sayangkuh, kali ini aku nekat pulang keTegal buat nemuin kamu. Sebentar lagi aku sampai, tolong temuin aku dibalai kota lama,” lalu gue sms semua sohib gue yang ada disana, barangkali gue bisa nginep dirumahnya satu malam ini aja. Beruntungnya gue diizinin buat nginep dirumah Eva, dia memang baik disaat gue sesulit ini gue jadi tahu siapa yang bener-bener tulus berteman sama gue nggak mandang gue susah atau seneng dan lagi-lagi gue menjelma menjadi sosok yang cengeng tak sadar air mata gue mulai menitik. Sembari gue usap nih air mata, sebaris pesan singkat itu gue baca secara seksama, “Duh sayangkuh, ko kamu nekat gitu sih ? aku baru aja pulang, nggak tau ini dibolehin keluar sama ibu atau nggak. Tapi aku usahain ya,” baca sms doi hati gue terasa tercambuk gue merasa bersalah banget udah ngrepotin dia malam-malam gini, kalau dia nggak sayang sama gue nggak mungkin dia mau nemuin gue hmm pasti dia capek banget baru pulang ini udah mau pergi lagi, gue emang ngga pantes buat dia dan gue terlalu egois buat dia, batinku.
Nggak terasa jarum jam sudah menunjukan pukul 19.35, gue pun sampai di balai kota lama. Gue berjalan sendirian ditengah gelap malam, memang ditempat itu ramai banyak anak muda tongkrongan disana. Gue mulai parno lagi, badan gue lemes,capek,laper,haus,tapi hati gue yang nomer satu and nggak mungkin kan gue balik lagi sekarang kePekalongan? Yang bener aja, gue manusia.. tenaga gue terbatas. Dari kejauhan nampaknya ada sosok bayangan yang sangat gue rindukan sendari dulu, dulu juga pertama kali kita ketemu ditepian balaikota tua ini. Matanya yang indah mengamati gue yang terlihat bingung mau ngomong apa, secara spontan gue julurin tangan gue lalu kita berjabat tangan dan gue cium tangannya, bagaikan seorang istri yang menyambut suaminya pulang dari kantor. “Sayang, kok kamu nekat gitu sih ? udah malem juga ngapain sih sampai pulang kayak gini”, ujarnya. Gue hanya tersenyum, bingung mau ngomong apa, senyumnya itu loh aaaaa membuat gue ngfly, gue seneng banget bisa ketemu dia. “Sayang, yuk aku anterin kamu pulang. 
Udah malem kamu pasti capek kan ?” tuturnya lagi. “Oh, jadi kamu capek ? mau pulang? Silahkan, aku bisa pulang sendiri kok!,” gue mulai nangis didepan doi. “Loh, kamu kenapa sih sayang? Aku ngga bermaksud kayak gitu, udah-udah jangan nangis gitu,” sembari dia usap air mata gue, duhh romantisnya. “Aku pulang kan buat kamu, ada yang ingin aku bicarakan. Lagian kamu sibuk terus sih? Masa iya tiap hari jarang sms aku lagi, aku ini pacar kamu yang! Hargai dikitlah, harusnya tuh kamu berfikir kenapa aku sampai senekat ini. Seharian ini kamu kemana?” jelasku dengan nada sendu. “Aku minta maaf sayang, tadi emang baru pulang,” sembari tak berhenti mengusap air mata gue. “Emang kamu pergi kemana sama siapa dari jam berapa?” gue mulai emosi. “hmmm... kemana ya? Kepo ih yang,” candanya sambil tersenyum genit. “aku nggak becanda, please lah tolong bicara yang sebenarnya. Aku itu pacar kamu, aku kenal siapa kamu dan bagaimana kamu. Jadi kalau kamu berubah itu aku langsung peka dan nggak mungkin kan kamu berubah tanpa sebab? Tolonglah jelasin!” gerutuku. “Engga ada apa-apa sayang, aku sayang kamu. Udah ya jangan nangis lagi,”hiburnya. “Aku tahu kamu bohong! Jelasin aja kamu kenapa? Kalau nggak, yaudah aku pulang sendiri aja jalan kaki,” ancam gue yang mulai emosi banget. 
Si doi hanya diam sambil menatap wajahku yang sayu. “Kenapa? Kamu kasian sama aku? Jadi kamu pacaran sama aku karena kamu kasian sama aku? Gitu?!! Jahat !” ujarku yang mulai terisak-isak. Dia kembali diam dan hanya membantuku mengusap air mataku tanpa berusaha menenangkan hati yang kacau ini. “Aku mohon, tolong jujur tolong,” tangisku yang mulai mengiba. “Udah jangan nangis lagi, aku hanya butuh waktu buat sendiri. Aku sayang kamu, tapi aku nggak mau kamu lebih sakit dari ini. Aku minta maaf udah nyakitin kamu,” ujarnya dengan nada lembut. Seketika itu tubuhku mulai sangat sangat lemas, entah gue harus ngomong apa ?gue hanya bisa menangis terisak-isak didepannya. “Udah, aku minta maaf. Gausah nangis lagi,” hiburnya sembari dia mengusapkan air mataku. “Yuk, aku anterin kamu pulang. Udah malem,” bujuknya. “Anterin aku kerumah temen aja, jangan kerumah. Nanti aku dimarahin,” jawabku dengan nada yang sangat sendu. Dalam perjalanan, aku coba berbicara padanya, “Bener kamu pengen sendiri? Atau jangan-jangan ada cewe lain?” tanyaku. “Iya, aku bakal buktiin itu,” jawabnya singkat. “Selagi kamu menepati janjimu, aku janji akan selalu ada untuk kamu. Ingat itu !”. Dia hanya terdiam lalu beberapa saat kemudian gue udah nyampe dirumah Eva, gue langsung cerita apa yang gue alamin barusan. Sohib gue yang ini emang baik banget, dia nawarin gue makan minum dan aneka snack tapi sayang gue lagi badmood, gue capek! Capek hati capek fikiran and tenaga. Gue rebahin tubuh mungil ini, gue lipat senyum dan yang ada hanya sendu dibalik bantal yang malam ini menjadi sandaran air mata gue. Semalaman gue nggak bisa tidur yang gue rasakan hanya sakitnya diputusin secara sepihak seperti itu. Jam pun berdetak, mengalunkan senandung sendu. Pukul 05.00 pagi, kubasuh wajah sayu gue yang terbalut sendu. 
Lalu bergegas mandi lalu gue bersiap-siap menatap hari yang baru. Ada sesuatu yang hilang dari hati gue, ada segumpal kelabu yang dulu biru. Gue tak bisa berhenti menangis dan menangis, lalu gue pun bergegas menuju halte terdekat. Menunggu bus patas, setengah 6 lebih gue udah otw kePekalongan dan begitu sampai aku langsung lari terburu-buru dikejar waktu, oh jangan sampai gue telat masuk kantor hari ini, batinku. Semenjak saat itu hari-hari gue hanya menangis dan menangis, gue sakit banget diputusin dengan cara seperti ini. Sampai suatu hari, tubuhku tak kuasa berpijak lagi dan aku terjembab kelantai. Gue butuh istirahat yang banyak, mungkin gue terlalu banyak fikiran.
Suatu hari, gue sedikit demi sedikit mulai move on dari dia and itu semenjak gue kenal sama seseorang cowo bernama Aroyan, dia seorang penyemangat buatku dan aku mulai mengerti bahwa hidup takan berakhir ketika kisah cinta berakhir. Percayalah, apabila yang indah harus berakhir maka yang lebih indah lagi akan segera dimulai. Tiada pertemuan tanpa perpisahan, serta tiada perpisahan tanpa sebuah pertemuan. Sesuatu yang hilang pasti akan kembali, seberapa besarpun hal yang hilang bila kau mau meminta kepada-Nya, yakinlah Tuhan Maha Pemurah dan Dia akan mengganti dua kali lipat kebahagiaan yang telah hilang. Okay guys, hidup itu simple.. cukup syukuri jalani dan nikmati! Yang lalu biarlah berlalu jadikan pelajaran dan motivasi untuk lebih baik lagi.

The End

Aku Bukan Dia

Niecha Ariestyani adalah siswi SMA yang sangat baik, dia selalu membantu temannya setiap saat. Dia juga anak yang baik menurut orang tuanya, setiap pagi dia selalu membantu orang tuanya di rumah. Sosok Niecha sangat terkesan baik di mata guru dan sahabat-sahabat terdekatnya.
Sudah 2 tahun ini Niecha merasa bahagia bersama seseorang yang di cintainya. Ariel Aryana adalah siswa yang terkenal di SMU Pramudina. Dia adalah kekasih Niecha sejak kelas IX lalu, betapa bahagia hati Niecha setiap bersamanya. Namun kesedihan selalu meinyelimuti hati Niecha di setiap ia mengingat keadaannya. Dokter telah memvonis Niecha, bahwa ia mengidap penyakit tumor hati. “Ariel, jika suatu saat aku pergi dari hidupmu, jangan sedih dan kecewa. Aku tak mau membuat kamu sedih atas kepergianku!” ucap Niecha saat ada di pelukan Ariel. “Jangan pernah tinggalin aku, aku tak akan sanggup hidup tanpa kamu! Sudahlah sayang, aku tak mau dengar kata-kata itu lagi, selamanya kita akan terus bersama!”. Cinta Ariel dan NIecha adalah cinta sejati, meski dalam keadaan apapun Ariel selalu menenangkan Niecha.

Cinta sejati tak akan pernah hilang, walau nyawa telah melayang. Niecha Ariestyani telah tiada, tumor hati telah merenggut kebahagiaannya. Ariel masih belum bisa menerima keadaan, terlalu banyak kenangan bersama Niecha, “Kenapa kamu harus tinggalin aku seperti ini cha, aku tak pernah menyangka kau akan pergi secepat ini. Aku sangat mencintai kamu, dan aku tak kan sanggup hidup tanpamu!”. Begitu berat rasanya Ariel merelakan kepergian Niecha, ia masih sangat mencintai Niecha dan baginya tak kan ada orang lain yang mampu menggantikan Niecha.
1 tahun kemudian. . . .
Ariel masih mencintai Niecha seperti dulu, meski kini ia mulai mencari seseorang yang bisa mencintainya seperti Niecha. Telah lama dia mencari dan mencari seseorang yang baik, tapi ia belum menemukannya. Entah sampai kapan pencarian ini akan dia lakukan, dia selalu percaya akan ada seseorang yang bisa menggantikan sosok Niecha di hatinya. Ariel memang masih menyimpan sejuta cinta untuk Niecha, walaupun saat ini ia ingin mencari seseorang yang dapat menggantikan Niecha di hatinya.
Kelulusan sudah di umumkan, Ariel mendapat nilai terbaik di SMUnya. Dan ia mendapat beasiswa kuliah sampai S2. Setelah hari libur terlewati, kini saatnya adik-adik kelas IX masuk ke SMU. Ariel masih menjadi siswa terbaik di SMU Pramudina, mantan kakak kelas itu sering datang ke SMU Pramudina. Saat ini banyak siswa baru yang mengikuti Masa Orientasi Siswa(MOS) di SMU Pramudina. Tanpa sengaja, Ariel bertemu dengan siswi pindahan dari Yogya. Andhina putri, ia adalah anak seorang guru swasta di sebuah SMP. Awalnya Andhina ingin mengenal Ariel, tapi sifat Ariel sangat dingin dan cuek. “Sebenarnya dia siapa sich, kenapa setiap aku bertemu dengannya dan menatap matanya, aku selalu merasa dekat dengannya. Apa yang terjadi ???”. gumam Andhina. Hatinya selalu ingin dekat dengan Ariel, entah hal apa yang menyebabkan ia merasakan semua itu. Begitu juga dengan Ariel, setiap ia melihat senyuman Andhina pasti ada sosok yang hadir menemani harinya. “Aku sangat merindukanmu Niecha!” desis Ariel lirih.
Hari demi hari telah terlewati, Andhina dan Ariel sudah saling mengenal satu sama lain. “Ya Allah, kenapa muncul sosok seperti Niecha, aku tak pernah tau semuanya akan seperti ini!” ucap Ariel dalam hati. “Ya Allah kenapa ada sosok Arjuna didalam diri Ariel, kenapa semua harus seperti ini. Aku mencintai Ariel!”. Tak pernah ada yang mengira semua ini, Ariel dan Andhina saling mencintai. Sampai saat ini mereka selalu bahagia, dan sampai akhirnya mereka berjanji akan hidup bersama selamanya. “Jangan pernah tinggalkan aku, hidupku tak kan berarti tanpa kamu!” ucap Ariel. Saat itu Andhina tak bisa menjawab, karna ia tak yakin akan keputusan yang kan ia pilih. Orang tuanya memutuskan akan membawa Andhina kembali ke Yogya, tapi Andhina sangat berat meninggalkan Bandung dan semua kenangan disana. “Apa yang harus aku lakukan jika suatu saat nanti orang tuaku tiba-tiba membawaku kembali ke Yogya?”. “Tetaplah disini bersamaku, aku tak kan sanggup hidup tanpa kamu!”. Andhina terdiam di pelukan Ariel, keheningan menyelimuti keadaan mereka berdua. Tanpa sadar air mata menetes dari mata Andhina, dengan halus Ariel mengusap air mata Andhina.
Suatu hari, Ariel bermimpi tentang Andhina dan Niecha berada di satu tempat dan dalam keadaan bahagia. Dalam mimpinya, Andhina dan Niecha sangat akbrab dan kelihatannya mereka begitu dekat. Ariel menghampiri mereka, kemudian ia duduk di dekat Niecha dan entah mengapa tiba-tiba Niecha berpindah tempat. Ariel berada di antara Niecha dan Andhina, begitu banyak percakapan yang mereka bicarakan. Tapi setelah beberapa lama, tubuh Niecha bersatu dalam tubuh Andhina. Dan akhirnya Ariel terbangun dari mimpinya, “Apa maksud dari semua ini?” Tanya Ariel dalam hati. Esok harinya, Ariel menceritakan mimpinya kepada Andhina dan mereka saling bertanya apa arti dari mimpi itu. “Mimpi itu aneh sekali, baru pertama aku bermimpi seperti itu!”, “Mungkin mimpi itu datang karna kamu masih cinta sama dia, aku tahu kalau kamu tak kan pernah bisa melupakan dia sampai kapanpun juga!”. “Dia memang belahan jiwaku dan saat ini aku masih mencintai dia, tapi aku berharap kamu bisa menggeser posisinya di jiwaku. Aku mencintai kamu dengan sepenuh hatiku, aku tak pernah bilang kalau aku mencintai kamu setengah hatiku. Jangan ragukan cintaku!”. Suasana pun menjadi hening, tak ada yang mau berbicara.
Andhina dan Ariel selalu bersama, walau pun akhir-akhir ini mereka sering bertengkar karena cinta Ariel pada Niecha dan Andhina. Saat tiba waktunya Andhina kembali ke Yogya, Ariel begitu berat untuk melepas kepergian Andhina. “Jangan pergi, aku takut kehilangan kamu dan cintamu!” “Aku tak bisa tetap tinggal disini, karna aku harus ikut orang tuaku!”. “Tapi aku tak mau kehilangan untuk yang kedua kalinya, aku tak mau kehilangan kamu seperti aku kehilangan Niecha!”. “Tapi aku bukan Niecha, aku Andhina dan aku tak seperti dia!”. “Aku tau, tapi cintamu mampu menandingi cinta Niecha, dan tak akan ada cinta lain yang bisa menggantikanmu!”.” Relakan aku Ariel, aku akan tetap pergi dari Bandung. Tapi cintaku akan selalu ada untuk kamu, Selamat tinggal!”. Andhina pun pergi meninggalkan Ariel, dalam keadaan sendiri dan sedih. Cinta mereka telah terpisah jauh, tapi takk kan pernah hilang selamanya. . . .

MAAF DAN TERIMAKASIH

"Hmm," terllihat seorang perempuan menggeliat di atas ranjangnya. Ia merubah posisinya menjadi duduk. Ia menghela napas panjang dan memandang jendela besar di sebelah kiri ranjangnya. Gelap. Hanya ada bintang dan bulan yang menghiasi malam kelamnya. Terdengar suara air yang bersentuhan dengan tanah secara teratur. Melodi yang damai dan menenangkan. Ia melirik jam digital yang terdapat di sebelahnya. "Haah, aku bangun tengah malam lagi," gumamnya setelah melihat jam yang menunjukan pukul 02.36. Sudah menjadi kebiasaannya beberapa hari terakhir untuk bangun larut malam. Ia tidak mempermasalahkannya lagi dan mulai berjalan kearah jendela untuk duduk disana. Menyingkirkan tirainya dan membukanya. Memandang hujan yang turun dengan derasnya. Juga semilir angin yang menghantam wajahnya.

Ia memejamkan matanya, berusaha untuk menikmati keseluruhannya. Memori-memori itu terlintas dibenaknya lagi. Musik. Senyumannya. Kejadian yang dramatis dibawah hujan yang lebat. Dimana semua orang lebih memilih untuk berlindung daripada melawan dinginnya angin. Air mata yang menyatu dengan air hujan. Mengalir dan terjatuh di tanah. Janji yang terucap yang bahkan ia tak tahu bagaimana melaksanakannya.
 

***
9 tahun lalu...

Terlihat dua orang anak gadis yang sedang memakan makan siangnya di bawah pohon besar. Mereka asyik bercengkrama dan sesekali tertawa. Senyum selalu menghiasi wajah kedua gadis itu. Pohon besar itu adalah saksi bisu keakraban mereka. BUKK!! Sebuah bola menghantam salah satu dari gadis itu.
"Terra, kamu gak apa-apakan? Siapa yang nendang bola ini?!" teriak gadis berambut panjang. "Aku gak apa-apa kok, Sher. Santai aja. Paling mereka gak sengaja." jawab orang yang bernama Terra dengan senyum. "Iya. Makanya kalo main bola hati-hati dong!" Shera memberikan tatapan tajam kepada sekelompok anak laki-laki itu sebelum melempar bolanya kearah mereka. Shera kembali duduk disamping Terra. Bekal mereka telah habis, namun mereka masih ingin duduk dibawah pohon itu.
"Mm, Ter, kamu mau jadi apa kalo kamu sudah besar nanti?" tanya Shera. Matanya memandang langit yang berawan seakan-akan membayangkan apa yang akan ia lakukan ketika ia sudah dewasa.
"Entahlah," jawab Terra yang juga sedang memandang langit. "Dulu aku pernah bermimpi akan menjadi penyanyi karena aku suka sekali bernyanyi." lanjut Terra. "Kamu bisa bernyanyi? Coba dong, kamu nyanyi! Aku belum pernah dengar!" Kata Shera antusias sambil menatap Terra.
"Eh? Aku..aku hanya suka bernyanyi. Bukan berarti suaraku bagus." Shera menyerngitkan alisnya. "Tak apa! Aku hanya ingin dengar! Aku tidak akan mentertawakanmu! Aku juga ingin menjadi violinist terkenal! Nanti kalau sudah besar, kita berduet ya!" ajak Shera bersemangat. Terra tersenyum dan mengangguk kecil. "Janji?" Tanya Shera sambil menunjukan kelingkingnya. "Iya. Aku...janji," balas Terra sambil mengaitkan kelingking mereka.

***
Ia merasakan pundaknya di goyangkan oleh seseorang dan terdengar samar-samar suara orang tersebut. "-Ra, ayo bangun. Hari sudah siang, nih! Ter.., Terra," Terra menyerngitkan dahinya dan perlahan membuka kelopak matanya. Ia mengerjapkan matanya beberapa kali dan mulai berdiri dari tempat duduknya. "Mm, Raysha. Jam berapa sekarang?" tanya Terra. "Jam 7! Sana mandi, terus kita langsung ke Festival Paskah Beethoven." ujar Raysha sambil menyenggol pundak Terra lagi. "Iya..iya," Terra berjalan pelan menuju kamar mandi.
Setelah mengenakan pakaian yang menurutnya cukup pantas, ia berjalan keluar menemui Raysha yang sedang sarapan. "Wah, kamu cukup cantik mengenakan pakaian itu," puji Raysha yang tak ditanggap oleh Terra. Mereka melanjutkan sarapan dengan keheningan dan beberapa perkataan dari Raysha. "Ayo," ajak Terra yang diikuti Raysha.
Tak lama setelah mereka sampai di Istana Kerajaan dan Balai Konser Philharmonic, Festival Paskah Beethoven dimulai. Terdengar lagu-lagu klasik terkenal yang dimainkan oleh 30 musisi dari berbagai belahan dunia.
"Ah, Sorry," ucap Raysha ketika tak sengaja menyenggol orang disana. "Never mind," balas orang itu. "Ray, ada a..pa?" ucapan Terra terhenti ketika ia melihat siapa yang berada di dekat Raysha saat ini. "Oh, Terra. Tadi aku gak sengaja nyenggol orang ini." Perkataan Rayshapun diacuhkannya.

Mata Terra terbelalak lebar. "Shera?" tanya Terra pelan. Orang yang disebut sebagai Shera menyerngitkan alisnya pertanda dia bingung dan heran. "Kamu berasal dari Indonesia?" Tanya orang itu senang. Senyum muncul di wajahnya yang cantik itu. "Kamu...tidak ingat aku?" tanya Terra sedih. "Apa maksudmu? Aku memang tak mengenalimu. Mungkinkah kamu berpikir aku Shera?" tanya orang itu balik. Wajahnya berubah menjadi sedih. Terra terlihat makin bingung dengan perkataan gadis itu. 'Bukannya dia memang Shera?' Batinnya. Raysha yang tak tahu apa-apa hanya diam memperhatikan mereka berdua.
"Aku..saudara kembarnya," jawab orang itu pelan. Terra baru akan mengatakan sesuatu sampai gadis itu kembali berbicara. "Kau pasti bertanya kenapa dia tidak memberitahumu? Dulu orangtua kami bercerai. Shera diasuh oleh ayah kami dan aku diasuh oleh ibu. Oh ya, aku belum mempekenalkan diri. Aku Sahla," Orang yang bernama Sahla mencoba untuk tersenyum. Ia mengulurkan tangannya dan dijabat oleh Terra. "Terra," jawab Terra singkat. Ia memaksakan dirinya tersenyum.
"Shera...sudah meninggal." dan Terra tak dapat menahan rasa keterkejutannya. Beberapa tetes air mata meleleh melewati pipinya itu. Ia bahkan belum menepati janjinya untuk berduet bersama Shera. Dan dia belum meminta maaf pada Shera. Memori-memori akan perpisahannya dengan Shera kembali memenuhi pikirannya.

***
6 tahun yang lalu...

Di aula sebuah sekolah terlihat sangat ramai hari ini. Aula SMP Benih Harapan, tempat Terra dan Shera bersekolah sedang mengadakan acara. Acara perpisahan sekaligus kelulusan angkatan 29 di SMP Benih Harapan. Semua orang tua yang datang tersenyum haru melihat anaknya telah lulus dari SMP. Terra melihat teman-teman seangkatannya sedang berbicara akrab dengan orang tua mereka. Sejujurnya, ia iri. Orang tuanya bahkan lebih memilih mengurus perusahaan mereka di luar negeri daripada mengunjungi acara kelulusannya. Duk.. Seseorang menyentuh bahunya keras. Ia tahu itu adalah kebiasaan Shera. Ia berbalik dan melihat Shera menatapnya dengan senyum tulus. "Jangan terus memandang mereka seperti itu. Orang tuamu pasti memiliki alasan kuat untuk itu. Aku dengar kamu peringkat 4 seangkatan loh..." Shera selal tahu bagaimana cara menghibur Terra. Ia menggoda Terra terus-terusan membuatnya malu.
"Baiklah anak-anak, kita sampai pada acara kita selanjutnya. Acara Unjuk Bakat setiap kelas!" Dan terdengar sorak dan tepuk tangan meriah dari para murid. "Ssstt.. Kemarin saat kau tidak masuk, kami sekelas disuruh memilih siapa yang akan mengikuti acara unjuk bakat ini. Karena tidak ada yang mau, aku mengusulkan kamu sebagai penyanyi dan mereka semua setuju." bisik Shera kepada Terra. Terra merasakan jantungnya berdebar grogi dan keringat dingin mengucur dipelipisnya. "A..Apa?" lirih Terra. "Dan selanjutnya dari kelas 9.3!" seru pembawa acara. "Terra! Terra! Terra! Terra! Terra!" seluruh murid dari kelasnya menyorakan namanya. Tak terkecuali Shera. Terra di dirong maju oleh Shera keatas panggung. Ia melangkahkan kakinya menaiki tangga menuju panggung dengan bergetar.
"Baiklah Shera, disini tertulis kamu akan bernyanyi. Apa yang akan kamu nyanyikan?" Tanya si pembawa acara. "Aku..aku..aku akan bernyanyi...emm. Twinkle Twinkle Little Star!" ujar Terra ragu. "Kenapa memilih lagu itu?" tanya si pembawa acara lagi. "Karena..karena.. lagu itu mengingatkan kita pada masa kecil. Jadi kita tidak akan melupakan masa kecil kita walau sudah beranjak dewasa." ujar Terra ragu lagi. "Baiklah mari kita mulai! 1! 2! 3!" berbagai alat musik mulai berbunyi. Namun, Terra tak kunjung bernyanyi. Ia menggenggam mic itu dengan erat. Sampai musik berhentipun ia tak kunjung bernyanyi. Semua menatap heran padanya. Terutama Shera. Ia memberanikan diri untuk berbicara. "Aku..aku..aku tidak bisa!" ucap Terra sedih. Air mata mulai mengucur di wajahnya. "Terra.." gumam Shera. Terra segera menjatuhkan mic itu dan berlari keluar dari aula sekolahnya.

Karena musik yang terlalu keras didalam, ia tak tahu bahwa keadaan diluar sedang hujan. Dengan nekat, dia menerobos derasnya hujan. "Terra!" seru seseorang. Terra berhenti dan berbalik. Disana Shera berjalan menuju dirinya tanpa membawa payung. Nekat menerobos hujan seperti Terra. "Kenapa? Kenapa kau tidak menunjukkan bakatmu Terra?" hujan membasahi keduanya. "Karena..aku tak bisa! Aku tak bisa bernyanyi!" ucap Terra pasrah. "Kau bisa bernyanyi. 
 
Tapi kau tak mau menunjukannya." balas Shera. "Sejak awal kau ingin bernyanyi. Hatimu berkata kau ingin bernyanyi. Hanya saja, kau terlalu takut untuk mencobanya. Terlalu tak percaya diri! Kau menghancurkan keparcayaan kami. Tak bisa diandalkan." ucap Shera tajam. "Dari awal aku tak mau melakukannya! Kalian memintaku tanpa meminta persetujuanku! Aku...Aku takut! Aku..tak bisa..Aku tak bisa melakukannya." balas Terra. "Kalau begitu...aku juga tak bisa...Aku juga tak bisa berteman denganmu..Aku tak bisa berteman dengan seorang pecundang!" Kalimat terakhir Shera sangat menyakiti hatinya. Tangisannya pecah bersamaan dengan Shera yang melangkah menjauhinya. Air matanya bahkan tak dapat dibedakan dengan air hujan. Ia terus berdiri disana menatap pintu gerbang sekolahannya. Tak ada yang menemuinya lagi. Tak ada. Hanya hujan yang menemaninya menangis. Dan angin yang berhembus seiring dengan mendinginnya hati Terra.
***

Ia mengerjapkan matanya beberapa kali dan baru menyadari bahwa sekarang dia berada di kamarnya. "Kau sudah bangun?" Tanya Raysha pelan. Ia mengangguk lemah dan berharap apa yang baru saja dialaminya tadi hanya mimpi. "Apa tadi...aku pingsan?" Tanya Terra. Raysha tersenyum lembut dan mengangguk. "Berarti semuanya benar-benar terjadi. Apa yang dikatakannya saat aku pingsan tadi?" Raysha menunduk sebentar dan menjawab, "Baiklah kalau kau ingin tahu. Sahla bilang Shera meninggal 6 tahun yang lalu." Mata Terra kembali melebar. Berarti..."Ia meninggal saat sehari setelah kelulusannya. Dia ingin memberikanmu surat sebagai tanda permintaan maafnya. Tapi, dia lebih memilih menyelamatkan seorang anak kecil yang berada di tengah jalan raya. Ia ingin memberikan ini untukmu," Raysha menyodokan selembar amplop putih yang telah kusut dan agak kotor.
'Hi, Terra. Aku tahu ucapanku kemarin terlalu berlebihan. Aku hanya ingin menumbuhkan rasa percaya dirimu. Aku memang salah. Seharusnya aku meminta pendapatmu dulu sebelum bertindak. Aku pernah mendengar rekaman suaramu di HP mu. Suaramu bagus, Terra! Sangat bagus! Kenapa kau tidak bernyanyi saja sih.

Tahu tidak, semua murid di kelas kita merasa bersalah loh, denganmu! Aku harap kamu mau memaafkan mereka dan juga aku. Aku sengaja mengucapkan maafku melalui surat ini karena aku masih malu bertemu denganmu kerana kejadian kemarin. Aku merasa tidak pantas dimaafkan. Hehehe... maafkan aku dan yang lainnya ya? :)'

Terra meneteskan air mata dalam diam. Tak terdengar isak tangisnya. 'Andaikan kau tahu Shera, aku sudah memaafkanmu bahkan aku berterima kasih padamu. Setelah kejadian itu, aku berubah menjadi gadis yang pemberani dan percaya diri. Terima kasih ya... Aku juga minta maaf karena dulu tidak dapat diandalkan dan telah membuat kalian malu. Kau tahu...sekarang aku sudah menjadi penyanyi terkenal dan satu lagi. Aku minta maaf karena tidak dapat melaksanak janji kita..' Dan Terra tersenyum tulus. Senyum tulus yang pertama kali ini ia berikan.

The End

ma'am :*


Sahabat Terbaik

"Persahabatan bukan hanya sekedar kata, 
yang ditulis pada sehelai kertas tak bermakna, 
tapi persahabatan merupakan sebuah ikatan suci, 
yang ditoreh diatas dua hati, 
ditulis dengan tinta kasih sayang, 
dan suatu saat akan dihapus dengan tetesan darah dan mungkin nyawa"..

**
“Key… sini dech cepetan, aku ada sesuatu buat kamu”, panggil Nayra suatu sore. 
“Iya, sebentar, sabar dikit kenapa sich?, kamu kan tau aku gak bisa melihat”, jawab seorang gadis yang dipanggil Key dari balik pintu.

Keynaya Wulandari, begitulah nama gadis tadi, meskipun lahir dengan keterbatasan fisik, dia tidak pernah mengeluh, semangatnya menjalani bahtera hidup tak pernah padam. Lahir dengan kondisi buta, tidak membuatnya berkecil hati, secara fisik matanya tidak bisa melihat warna-warni dunia, tapi mata hatinya bisa melihat jauh ke dalam kehidupan seseorang. Mempunyai hoby melukis sejak kecil, dengan keterbatasannya, Key selalu mengasah bakatnya. Tak pernah sedikitpun dia menyerah.

Duduk di bangku kelas XII di sebuah Sekolah Luar Biasa di kotanya, Keynaya tidak pernah absen meraih peringkat dikelas, bahkan guru-gurunya termotivasi dengan sifat pantang menyerah Key. Sejak baru berusia 3 tahun, Keynaya sudah bersahabat dengan anak tetangganya yang bernama Nayra Amrita, Nayra anak seorang direktur bank swasta di kota mereka. Nayra cantik, pinter dan secara fisik Nayra kelihatan sempurna.

***
Seperti sore ini, Nayra sudah nangkring di rumah Key. Dia berbincang-bincang dengan Key, sambil menemani sahabatnya itu melukis.
“Key, lukisan kamu bagus banget, nanti kamu ngadain pameran tunggal ya, biar semua orang tau bakat kamu”, kata Nayra membuka pembicaraan. 
“Hah”, Key mendesah pelan lalu mulai bicara, “Seandainya aku bisa Nay, pasti sudah aku lakukan, tapi apa daya, aku ini gak sempurna, seandainya aku mendapat donor kornea, dan aku bisa melihat, mungkin aku bahagia dan akan mengadakan pameran lukisan-lukisanku ini” ucap Keynaya dengan kepedihan.
“Suatu hari nanti Tuhan akan memberikan anugrahnya kepadamu, sahabat, pasti akan ada yang mendonorkan korneanya untuk seorang anak sebaik kamu,” timpal Nayra akhirnya.

Berbeda secara fisik, tidak pernah menjadi halangan di dalam jalinan persahabatan antara Nayra dan Keynaya, kemana pun Nayra pergi, dia selalu mengajak Key, kecuali sekolah tentunya, karena sekolah mereka berdua kan berbeda.

Sedang asik-asiknya dua sahabat ini bersenda gurau, tiba-tiba saja Nayra mengeluh,
“aduuh, kepala ku”
“Kamu kenapa Nay, sakit??” tanya Keynaya.
“Oh, ngga aku gak apa-apa Key, Cuma sedikit pusing saja”, ucap Nayra sambil tersenyum.
“Minum obat ya Nay, aku gak mau kamu kenapa-napa, nada bicara Key terdengar begitu khawatir.
“aku ijin pulang dulu ya Key, mau minum obat” ujar Nayra sambil berpamitan pulang.

Di kamarnya yang terkesan sangat elegan, nuansa coklat mendominasi di setiap sudut ruangan, Nayra terduduk lemas di atas ranjangnya,
“Ya Tuhan, berapa lama lagi usiaku di dunia ini?? Berapa lama lagi malaikatmu akan menjemputku untuk menghadapmu?” erang hati Nayra.
Di vonis menderita leukimia sejak 7 bulan lalu dan tidak akan berumur lama lagi sungguh menyakitkan bagi Nayra, usianya yang baru 18 tahun, dengan segudang cita-cita yang dia inginkan, sudah pasti tak satupun akan terwujud.

***
Pintu kamar Nayra tiba-tiba terbuka, seorang wanita cantik paruh baya masuk lalu duduk disampingnya. 
“Gimana rasanya sayang? Masih gak enak?? Kita ke dokter sekarang yuk!!!” ujar wanita itu dengan lembutnya.
“ngga usah, ma, aku sudah enakan kok, aku cuma mau beristirahat saja”, jawab Nayra dengan sopan. 
“ya sudah kalau begitu, mama tinggal dulu ya, istirahat ya, Nak,” ujar sang mama sambil mencium kening putri semata wayangnya.
“Makasih ma, aku selalu sayang mama,” lirih Nayra berujar.
Terus terang Nayra sudah tidak kuat menahan rasa sakitnya, tapi dia berusaha menyembunyikan itu dari orang tuanya.

Di ruang keluarga, ibu Rita, duduk sambil menemani sang suami sepulangnya dari kantor,
“Ma, Nayra kemana?? Kok papa gak melihatnya dari tadi?” tanya sang suami.
“Nayra lagi istirahat pa, dia pusing dan mengeluh sakit dari tadi”, jawab Rita.
“Sakit apa sebenarnya anak kita ma?? Kalau kita ajak ke dokter dia selalu menolak, papa rasa ada yang dia sembunyikan dari kita, aku takut penyakitnya parah,” dengan nada khawatir pak Artawan bicara dengan istrinya. 
“entahlah pa, mama juga bingung” ujar istrinya lagi.

***
Ternyata sakit yang dirasakan Nayra sore itu adalah pertanda dia akan segera di panggil menghadap Tuhan, saat minta ijin untuk istirahat pada mamanya, kesehatan Nayra benar-benar drop, dengan panik kedua orang tua Nayra melarikan putrinya ke rumah sakit, setelah mendapat penanganan oleh tim dokter, Nayra sedikit terlihat tenang, namun mukanya terlihat pucat, sinar matanya terlihat begitu redup.
“Pak Artawan, bisa kita bicara sebentar di ruangan saya”, kata dokter Gunawan, yang juga merupakan dokter pribadi keluarga Artawan.
“Baiklah dok, “ sambut pa Artawan.

Setelah pak Artawan dan ibu Rita duduk di ruangan dokter Gunawan, mereka akhirnya mulai bicara, 
“Maafkan saya sebelumnya pak, sebenarnya saya sudah tau penyakit yang diderita putri bapak sejak 7 bulan lalu, tapi karena putri bapak menyuruh saya merahasiakan penyakitnya kepada bapak dan ibu, saya gak bisa berbuat apa-apa. Putri bapak terkena leukimia,” ujar dokter Gunawan lirih.

Cukup lirih memang kata-kata dokter Gunawan, tapi mampu membuat jantung pak Artawan dan istrinya berdetak lebih cepat dari biasanya,
“Apa?? Leukemia? Separah apa dok??” keras nada suara pak Artawan.
“sudah parah pak, umur Nayra tidak akan lama” sambung dokter kembali.
Setelah berbicara lama dengan dokter, air mata tak pernah berhenti mengalir di pipi Rita. Dia begitu terpukul mendengar putrinya menderita penyakit itu.
“udah, ma, jangan nangis terus, pengobatan Nayra akan diusahakan, kita akan mengusahakan kesembuhannya, lebih baik kita berdoa, semoga Tuhan memberikan jalan terbaik buat keluarga kita”, hibur pak Artawan.
“mari kita tengok Nayra!!” ajaknya lagi.

Memasuki ruangan perawatan, ibu Rita berusaha menyembunyikan air matanya, dia tersenyum penuh kepedihan di samping ranjang putrinya,
“Mama, kenapa? Kok sedih begitu?” ujar Nayra lirih.
“Gak apa-apa sayang”, berbisik ibu Rita tak kuasa menahan air matanya.
“Maafkan Nayra, Ma, Pa, Nayra tak bermaksud membuat Mama dan Papa terluka seperti ini, Nayra hanya tak ingin menyusahkan kalian” Nayra berkata dengan terbata-bata.

Belum ada beberapa menit pak Artawan dan ibu Rita di kamar putrinya, tiba-tiba Nayra kejang-kejang. Dengan panik pak Artawan memanggil dokter Gunawan. Dokter Gunawan menangani Nayra lumayan lama, hingga akhirnya dokter Gunawan keluar, muka beliau kelihatan sangat sedih.
“Bagaimana anak saya, dok?” tanya pak Artawan.
“Maaf pak, kami disini sudah berusaha yang terbaik, tapi Tuhan berkehendak lain, Nayra sudah dipanggil menghadapNya” ucap dokter.
“Tidaaaaaaaaaaaaaaaaaakkk”, teriak ibu Rita isteris,“ Nayra tidak mungkin meninggal, Nayra masih hidup,” seluruh pengunjung rumah sakit menoleh ke arah mereka.
“Pak, sebelum meninggal, Nayra menitipkan ini ke saya, ini buat bapak dan ibu” imbuh dokter Gunawan sebelum mohon diri.

Sepeninggal Dokter Gunawan, pak Artawan dan istrinya membuka amplop kecil dari Nayra, isinya ternyata surat.
“Mama, papa, maafin Nayra sudah membuat mama dan papa jadi sedih, Nayra mohon sama mama dan papa, setelah Nayra meninggal, tolong berikan kornea mata Nay untuk Keynaya, tapi jangan bilang itu dari Nayra sebelum Keynaya benar-benar operasi dan bisa melihat lagi, dan satu lagi, mama tolong kasih Keynaya surat yang Nayra simpan di laci meja belajar Nayra yang amplopnya berwarna pink setelah Keynaya melihat nanti, dan surat buat mama dan papa ada di dalam amplop biru di laci yang sama. Sekian dulu Mama, papa, maaf kalau Nayra selalu ngerepotin kalian, Nayra sayang kalian, big kis & hug.. muacch”..
Nayra Amrita

Selain sepucuk surat itu, ada lagi sebuah surat pernyataan pendonoran kornea mata yang telah lengkap dengan tanda tangan Nayra. Hati orang tua Nayra tersayat, tapi tak ada yang bisa mereka lakukan selain memenuhi permintaan terakhir sang anak.

***
Sementara itu, di rumah Keynaya, tampak gadis cantik itu tengah duduk seorang diri di teras rumahnya. Wajahnya tampak sedikit murung,
“kemana si Nayra, sudah lebih dari 5 hari dia gak main ke sini, apa dia baik-baik saja?” gumamnya.
“Ma, Nayra pernah kesini gak dalam beberapa hari ini?” tanya Keynaya ke pada mamanya.
“Gak ada, Key, memang kenapa?” tanya sang mama.
“Gak apa-apa ma, aku ke rumah Nayra sebentar ya!!” Key meminta ijin ke mamanya.

Tapi diluar dugaan, mama Keynaya melarangnya pergi.
“Jangan Key, kita harus ke rumah sakit sekarang juga, tadi mama ditelepon sama pihak rumah sakit, katanya ada yang menyumbangkan korneanya khusus untuk kamu,” dengan tutur kata yang lembut mamanya menjelaskan.
“Yang bener, Ma? Key sudah dapat donor kornea?? Asik-asik, Key akan segera bisa melihat wajah Nayra, Key bisa segera menggelar pameran lukisan,” ucap Key berapi-api.
“Iya nak” jawab mamanya penuh kepedihan. “seandainya kamu tahu sayang, Nayra tak mungkin ada disamping kamu lagi, Nayra sudah tenang dialam sana, dan seandainya kamu tahu siapa orang yang mendonorkan korneanya untuk kamu” kata ibu Rasti dalam hati.

Waktu berjalan begitu cepat, operasi cangkok kornea sudah dilaksanakan dan sekarang adalah hari yang paling ditunggu-tunggu Keynaya, perban di matanya akan di buka, tim dokter beserta kedua orang tua Key sudah ada di ruangan Key. Sebelum perbannya di buka, Keynaya berujar,
“Ma, Pa, Nayra sudah datang?? Ku ingin sekali ada Nayra di sini pas aku bisa melihat”
“belum sayang, Nayra masih diluar kota” pedih rasanya hati ibu Rasti saat berujar.

Perban akhirnya di buka, samar-samar penglihatan Keynaya mulai melihat warna, melihat sosok kedua orang tuanya, dia tersenyum, semakin lama semakin jelas,
“Mama, papa aku bisa melihat kalian,” gembira sekali suara Keynaya.

***
Sudah 1 minggu semenjak Keynaya bisa melihat, hari ini dia memaksa ibunya agar diperbolehkan melihat Nayra, mengujungi Nayra,
“Kata mama Nayra sudah ada di rumah, berarti Key boleh main donk Ma, Key pingin ngajak Nayra jalan-jalan buat merayakan kesembuhan Key,”
“Iya, nak, mama sama papa temenin kamu ya!!”

Berbeda beberapa rumah antara Nayra dan Keynaya merupakan hal yang membahagiakan, tidak perlu capek-capek bermacet-macet ria di jalanan untuk mengunjunginya. Sesampai di rumah Nayra mereka disambut ramah oleh keluarga Nayra yang kebetulan lagi ada di rumah.
“Selamat sore tante Rita’” sapa Keynaya dengan senyum sumringah.
Setelah di persilahkan duduk dan menikmati hidangan ala kadarnya, Keynaya menanyakan keberadaan sahabat karibnya,
“mana Nayranya tante?? Kok gak kelihatan ada di rumah?”
“Nayranya… Nayra.. Nayra..” dengan terbata-bata ibu Rita menjawab.
“Nayra kenapa tante, kemana?? Nayra tidak apa-apa kan?” bertubi-tubi Keynaya bertanya.

Ibu Rita tak kuasa menjawab, beliau meninggalkan tamunya di ruang tamu dan berlari naik ke kamar Nayra, mengambil sepucuk surat yang dititipkan Nayra untuk Keynaya. Ibu Rita kembali ke ruang tamu dengan sepucuk surat di tangan,
“ini dari Nayra untuk kamu” ujarnya berlinang air mata kepada Keynaya.

Dengan tangan gemetar Keynaya membuka amplop berwarna pink yang cantik itu, ada pita pink juga di sudut amplonya.

Dear Keynaya

“Keynaya sayang, sahabatku yang paling baik, apa kabar hari ini?? Baik-baik sajakah?? Sehat-sehat?? Semoga sehat ya!! Key, saat kau membaca surat dari aku ini, mungkin aku sudah tak ada lagi di dunia ini, tak ada di samping kamu, tak bisa menemani kamu bermain, bercanda dan tertawa, maafkan aku ya Key.

Key sayang, sebenarnya aku ingin sekali cerita ke kamu tentang penyakitku, tapi aku takut membuat kamu kepikiran terus, takut buat kamu gelisah. Sebenarnya aku terkena penyakit leukemia, Key dan umurku tidak akan lama lagi.

Key sayang, meskipun aku telah pergi dari sisi kamu, tapi rasa sayang aku ke kamu tak akan pernah berubah, kamu sahabat terbaik di hidupku, kamu tempatku berkeluh kesah, tempatku menumpahkan suka dan duka. Key, ku tahu saat kau membaca ini, kau sudah bisa melihat indahnya dunia, sengaja ku berikan mataku untuk kamu Key, hanya itu yang bisa aku berikan, jaga mata itu seperti kau menjaga persahabatan kita.

Segitu dulu Key, maafkan aku karena harus pergi meninggalkanmu, terima kasih karena sudah memberikan aku arti selama hidup di dunia. Sampai ketemu suatu saat nanti Key, aku sayang kamu sahabatku.
Kiss and big hug my lovely friend, my best friend in my life….muaaachh…

Dariku yang selalu menyayangimu
Nayra Amrita

Air mata mengalir deras di pipi Keynaya,
“ini tidak mungkin” katanya lirih. Dia menangis sejadi-jadinya. Dia benar-benar tak percaya, sahabatnya sudah kembali ke pangkuan Tuhan, Keynaya menatap selembar foto yang juga ada di dalam amplop surat tadi, foto Nayra tersenyum manis ke arahnya, mata Nayra yang teduh, sekarang ada padanya. Keynaya meminta agar kedua orang tua Nayra mengantarnya ke kuburan.

Lumayan jauh dari rumah Nayra, kaki Keynaya lemah, tapi dia berusaha mengikuti langkah kaki orang tuanya dan orang tua Nayra ke sebuah makan yang begitu tertata rapi, taburan bunga masih segar, tanah pekuburannya juga masih basah.
Sebuah Nisan yang begitu cantik dihadapan Keynaya, membuatnya semakin terluka, jelas tersurat di batu nisan berwarna putih itu nama sahabat karibnya.

“Nayra Amrita Artawan”
Lahir 8 Januari 1994
Wafat 14 April 2011

Berjongkok Keynaya membelai nisan itu, gerimis turun membasahi nisan, semakin lama semakin deras, sederas airmata yang jatuh di pipi Keynaya,
“kenapa secepat ini kau tinggalkan aku, Nay?? Tega kamu?? Meninggalkan aku seorang diri disini.” Nayra, terima kasih sayang, kau telah memberikan aku sepasang mata untuk melihat dunia ini, terima kasih karena telah mengajariku tentang ketulusan sebuah persahabatan, terima kasih atas senyum termanis yang pernah kau hadirkan di hidupku” ucap Keynaya sambil terisak lirih di atas nisan.

Tangan lembut ibu Rasti terulur ke arah putrinya,
“Bangun Key, sudah, ikhlaskan saja Nayra, dia sudah tenang di sana, dia sudah berada di pangkuan Tuhan, yang harus kamu tahu, Nayra tak pernah ingin kamu cengeng, kamu harus tetap semangat menjalani hidup kamu,” bimbing ibu Rasti.
“iya ma, terima kasih, aku hanya sedih saja, tapi aku janji gak akan cengeng lagi setelah hari ini”, kata keynaya.